Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Sabtu, 10 Juli 2010

Kotbah Romo TB Gandhi Hartono, SJ

”Berani menanggapi Panggilan-Nya.”
Ekaristi Tgl. 25 April 2010
Injil Yohanes 10 : 27 – 30

Saudari-saudaraku yang dikasihi Tuhan, kita semua yang ada disini kalau saya hitung-hitung jumlahnya kurang lebih 10.000 maksudnya 10.000 kurang sembilan ribu dua ratus. Kita semua yang ada disini kurang lebih delapan ratusan itu, kita semua dipanggil Tuhan enggak? Dipanggil Tuhan enggak?
Kita semua disini percaya kepada Yesus yang memanggil kita tidak? Percaya. Kita dipanggil Tuhan dan secara khusus, kita diajak untuk memaknai panggilan Tuhan di dalam hidup kita. Baik sebagai bapak keluarga, sebagai ibu, sebagai, suster, bruder, dan seperti saya sebagai Imam, kita semua dipanggil untuk diselamatkan oleh Allah.
Sekarang pertanyaannya saudara-saudariku, ”Kita semua percaya kepada Yesus bukan? Percaya.
Kita semua ingin menemukan keselamatan. ” Siapa diantara kita yang ada disini yang tidak ingin selamat”. Angkat tangan? Semua tidak ada yang angkat tangan.
”Siapa yang ingin selamat angkat tangan?” Wah semua... kita semua ingin selamat. Kita semua ingin bahagia seperti yang dikatakan oleh Paulus di dalam kitab para rasul tadi bahwa, Paulus ketika percaya kepada Yesus dan mengikutinya, Paulus merasakan kebahagiaan, karena apapun peristiwa hidupnya Paulus merasakan kekuatan dan diselamatkan. Nah itu inti dari panggilan, Kebahagiaan.
Saudara-saudariku, kita semua ingin bahagia, tetapi kita lihat didalam pengalaman hidup kita. Tuhan Yesus ingin menyelamatkan kita, Tuhan Yesus memberikan Damai. Tuhan Yesus memberikan kebahagiaan. Tetapi kalau kita lihat realita hidup kita. Tuhan mengapa hidupku kok gagal terus, usaha sudah berjuang, sudah membuat strategi dengan perencanaan yang matang dengan berbagai modal, mengapa kok gagal.
Katanya Tuhan itu mendampingi, katanya Tuhan itu memberikan sesuatu yang baik, mengapa kok gagal.
Saudara-saudariku anak menemukan kegagalan bukan.? Mengapa, katanya Tuhan itu mencintai. Mengapa kok gagal. Mungkin sementara kita juga mengalami, Tuhan sakitku kok nggak sembuh-sembuh. Sakit yang satu belum sembuh, muncul sakit lain. Sakit yang lain belum sembuh, muncul lagi sakit yang lain. Kok nggak sembuh-sembuh, Tuhan padahal saya sudah berdoa, sudah novena, pergi berziarah, sudah memberikan derma. Mengapa? Katanya Tuhan itu menyembuhkan, katanya Tuhan itu memanggil dan memberikan penghiburan, mengapa sakitku kok nggak sembuh-sembuh.
Mungkin juga saudara-saudariku bertanya, Tuhan memberikan damai, tetapi mengapa kok masih ada bencana? Mengapa masih ada peperangan, mengapa masih ada kecelakaan yang menimpa orang yang baik-baik. Sementara yang menghabiskan banyak uang korupsi kok masih hidup. Mana Tuhan katanya Tuhan itu adil, katanya Tuhan itu memberikan damai. Saudara-saudariku, Tuhan katanya memberikan damai memberikan cinta tetapi sementara kita mengalami situasi hidup yang seperti itu. Salah siapa? Salah Tuhan? Atau salah kita sebagai manusia? Untuk menjawab ini tidak mudah.
Saya akan menggambarkan dengan sebuah ilustrasi, sing salah sapa? Saya minta seorang bapak untuk menemani saya, siapa yang mau, saya minta tolong pak, menamani romo pak maju, pak. Saya akan ditemani oleh bapak kita ini supaya kita bisa melihat bahwa Tuhan yang mencintai itu tapi kenyataannya kok kita mengalami situasi yang sulit.
Saya mau bertanya, ” Bapak berdiri disini, naik lagi. Bapak namanya siapa pak? , Eli. ”Pak Eli, ini meskipun saya tamu saya memperkenalkan pak Eli suaminya Bu Eli, betul pak? Betul. Pak Eli dari mana? Dari Yogya. Pak Eli dari Yogya. Pak Eli percaya kepada Yesus? Sangat percaya. Percaya pada Yesus ingin apa Pak? Ingin selamat. Semua ingin selamat seperti pak Eli. Saya juga menjadi imam ingin selamat. Bapak Eli menjadi bapak ingin selamat. Nah sekarang, mengapa bapak ingin selamat, bapak itu orang baik atau orang berdosa? Orang baik. Orang baik, puji Tuhan. Kalau orang baik kotbahnya sudah selesai,
Siapa diantara kita yang disini yang tidak punya dosa? Angkat tangan? Oo... ya itu satu...
Saat bapak mengatakan tidak punya dosa, saat itu juga bapak berdosa. Semua orang pasti punya dosa, bukan? Orang pasti punya dosa. Apalagi romo, semua punya dosa. Maka karena kita punya dosa, kita lemah kita membutuhkan keselamatan dari Yesus. Kalau itu kita itu nggak punya dosa, nggak butuh lagi keselamatan. Maka pak Eli orang baik tetapi punya dosa tidak pak? Punya.. oo... sekarang punya.
Kita semua orang berdosa akan diwakili oleh pak Eli. Gambaran orang yang berdosa, adalah orang yang jatuh terpuruk karena dosanya. Maka minta maaf pak Eli, sekarang jatuh terpuruk menggambarkan orang berdosa. Jatuh terpuruk pak.. nggak apa-apa... ia.. lha ini gambaran orang yang berdosa duduk nongkrong. Nggak apa-apa.. kita semua terpuruk seperti pak Eli ini, boleh juga. Lalu karena keterpurukan dosa itu, kita membutuhkan panggilan Tuhan untuk menyelamatkan kita. Maka sore hari ini pura-puraknya Tuhan Yesus datang lewat romo Gandhi... pura-puranya. Lalu datang ingin menyelamatkan kita, ingin menyelamatkan pak Eli. Tuhan datang, memanggil pak Eli. Mengulurkan tangan. Pak Eli sudah diselamatkan belum. Pak Eli, diselamatkan belum? Sudah.. ? sudah apa belum.. pak Eli, masih terpuruk, pak Eli masih terpuruk atau sudah berdiri? Dia masih terpuruk meskipun Tuhan memanggil, meskipun Tuhan datang meskipun Tuhan mengulurkan tangan. Meskipun pak Eli percaya ingin selamat, tetapi keselamatan sudah dirasakan pak Eli belum? Belum. Syarat supaya pak Eli menemukan keselamatan, menemukan kebangkitan, seharusnya pak Eli, harus apa bu...? pak Eli mengulurkan tangan, lha mengulurkan tangan , sebelum.. mengangkat... wah berat sekali ini wah.... memang dosanya memang berat ini.. sekarang pak Eli sudah bangkit belum? Sudah berdiri belum? Sudah, karena siapa... ? pertama-tama karena siapa, karena Yesus terlebih dahulu memanggil, mengulurkan tangan dan menyelamatkan. Apakah itu cukup, belum.. masih ada syarat yang kedua. Syarat yang kedua dari pihak manusia harus apa? Harus percaya.. Tetapi tidak cukup hanya percaya, hanya berdoa, tidak cukup. Kepercayaan itu harus diwujudkan di dalam perbuatan. Tangapan mengulurkan tangan. Tapi pak Eli belum mengulurkan tangan. Tuhan tidak bisa menyelamatkan. Tapi ketika Pak Eli, mengulurkan tangan, menanggapi kemudian Tuhan mengangkatnya. Dan terjadilah keselamatan, kebahagiaan.
Saudara-saudariku dari ilustrasi yang digambarkan oleh pak Eli ini, bisa menjawab kalau kita menemukan kesulitan, kalau kita menemukan, kegagalan. ciut.. merasakan keselamatan yang salah siapa? Yang salah siapa? Kita... manusia, kenapa? Manusia percaya tetapi tidak mau berbuat apa-apa. Manusia percaya tapi tidak mau berjuang. Paulus mengatakan, ”Bergeraklah, berjuanglah, dan jangan putus asa. Sebagai murid Yesus, ketika dihadapkan oleh kesulitan-kesulitan hidup jangan pernah putus asa, tapi berjuanglah, begeraklah. Inilah tanggapan dari kita. Iman harus mengalir sampai pada perbuatan nyata Sehingga tercipta keselamatan. Tuhan sudah memberi keselamatan itu sejak dulu saudara-saudariku sekarang masih bahkan selama-lamanya. Keselamatan yang diberikan Tuhan bukan besok tapi saat ini terjadi. Sampai saat ini segala peristiwa Tuhan memberikan kesela-matan, namun sering kali yang membuat kita jauh dari keselamatan bukan karena Tuhan tetapi kita, kita tidak mau menanggapi, kita tidak mau bersyukur, kita tidak mau berjuang bah-kan ketika dihadapkan oleh penderitaan lalu putus asa, Tuhan mengapa Engkau memberi aku ini. Kalau kita pikir-pikir sudah menyerah kalah maka keselamatan akan sulit kita rasakan bukan karena Tuhan, karena kita yang menutup akan panggilan itu.
Maka saudari-saudariku terimakasih kepada pak Eli. Tepuk tangan untuk pak Eli.. marilah kita mohon rahmat agar kita dikuatkan di dalam menanggapi panggilan kita masing-masing dan supaya kita menemukan kebangkitan dan keselamatan kebahagiaan seperti Paulus, kita harus berjuang, kita harus bertahan setia di dalam hidup apapun profesinya Tuhan akan mengantar kita kepada Kekudusan. Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar