Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Rabu, 05 Agustus 2009

Kotbah Romo Marwan, Sj

" IBelive in You."
Injil Yohanes 19 : 31- 37
Ekarsiti Tgl. 21 Juni 2009

Saudari dan saudara yang terkasih dalam Tuhan. Hari ini kita bersama merayakan hati Yesus yang Maha Kudus. Marilah mengenai perayaan ini kita perdalami maknanya. Kita lihat perkembangannya dalam sejarah gereja dan kita artikan maknanya dalam dunia kita sekarang ini. Kita sekalian tentulah amat akrab dengan kata hati. Banyak nyanyian mempergunakan kata hati. Dalam kehidupan nyata sehari-hari kita banyak membuat ungkapan membuat kalimat dengan ungkapan kata hati. Hati agaknya memang berarti inti dari jati diri kita inti dari pribadi kita. Hal ini juga diteguhkan apabila tadi menyimak bacaan yang pertama disana dalam Kitab nabi Hosea kita menemukan Nas yang berbunyi, “Hatiku berbalik dalam diriku belas kasihanku bangkit serentak dan kata-kata Tuhan ini diungkapkan kepada bangsa Israel yang dipandang sebagai bangsa yang tidak lagi taat kepada Tuhan, karena mereka menyembah berhala. Karena Mereka berhianat dan menjadi pembrontak. Sekalipun demikian Tuhan berkata hatiku berbalik dalam diriKu, belas kasihanku bangkit serentak. Dari kata-kata ini kita merasakan bahwa Tuhan melalui hatinya telah mengambil keputusan dan keputusan itu adalah keputusan untuk berbelas kasih. Pada bangsa Israel. Di sana kita merasakan semangat yang menggerakkan Tuhan. Bacaan injil bebicara sedikit lain mengenai hati. Injil tidak secara langsung memakai kata hati. Injil berbicara mengenai seorang prajurit yang menikam lambung Kristus dengan tombak dengan segera mengalir keluar darah dan air. Yang ditikam adalah lambung. Lebih lanjut dibalik lambung itu yang ditikam adalah jantung Tuhan. Jantung dalam bahasa Inggris hart, yang dapat diartikan sebagai hati. Yang ditikam sebetulnya adalah hati Yesus. Yang ditikam secara fisik adalah jantung Yesus. Dan kita sekalian tahu apa peran jantung dalam hidup kita. Jantung adalah organ kita yang tidak terlalu berat. Karena beratnya adalah sekitar 300 gram. Akan tetapi kalau kita tidak punya jantung. Jantung tidak bergerak sebab secara baik maka matilah kita. Karena darah kita tidak dicuci dengan baik. Dan seluruh makanan yang diperlukan oleh tubuh, tidak bisa dibagikan secara merata. Jantung membersihkan darah, dan tidak hanya membersihkan darah tetapi memberikan kehidupan kepada kita sekalian. Apabila jantung Yesus ditikam tentulah Ia menderita. Apabila jantung Yesus ditikam itulah Ia mengalami kesakitan yang luar biasa tetapi inilah hati Tuhan. Hati yang mau ditikam, hati yang mau terluka dan menderita. Dari sana muncullah kesediaanNya berbelaskasih untuk mengucurkan darah untuk memberi hidup pada kita sekalian saudari-saudaraku yang terkasih dalam Tuhan kiranya hati yang kudus adalah hati yang memutuskan untuk berbelaskasih, untuk menggerakkan orang untuk belas kasih hati yang bersedia untuk ditikam, hati yang bersedia untuk mengucurkan darah. Itulah yang kita peringati pada hari ini.
Kebaktian pada hati yang Mahakudus yang dilakukan oleh gereja telah berlangsung selama berabad-abad. Dalam sejarah gereja kita dapat menyaksikan bukti-bukti bahwa devosi ini telah berlangsung pada abad ke sebelas dan abad ke duabelas. Akan tetapi perkembangan yang pesat terjadi pada abad ke 17 setelah Santa Maria Margareta lakop memperoleh penglihatan akan kehadiran Tuhan. Yang mengajak kita sekalian umatnya untuk semakin berterimakasih kepada hati Yesus yang Maha Kudus. Ajakan untuk berterimakasih ini sangatlah masuk akal karena hati Yesus yang Maha Kudus seperti kita tahu dari doa Santo Paulus tadi dalam bacaan kedua dikemukakan begitu lebar, begitu panjang, begitu tinggi dan dalam kasihnya. Inilah kasih dari hati yang Maha Kudus. Maka kita diajak untuk berterimakasih kepadanya melalui view sum yang diperoleh oleh Santa Margareta Mari Alakop pada tahun 1673 sampai dengan 1675. Dengan melakukan kebaktian atau devosi kepada hati yang Maha Kudus, sebetulnyalah kita menghormati hati yang Maha Kudus itu. Kita menyerahkan hidup kita, keluarga kita pekerjaan kita, kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus untuk memperoleh cintaNya. Kita juga berdoa kepadaNya barang kali bahkan dengan litani Hati Yang Maha Kudus. Kita juga menghormatinya melalui praktek umat katolik untuk mengikuti misa Jumat Pertama sampai dengan 9 kali, hati yang Maha Kudus juga dihormati karena menjadi nama berbagai Tarekat, berbagai sekolah dan bahkan sebuah Negara Katolik di Amerika Latin yaitu Ecuador dipersembahkan kepada hati yang Maha Kudus.
Saudari dan saudaraku yang terkasih kepada Tuhan kebaktian kita kepada hati yang maha Kudus saya kira semakin bermakna di jaman modern ini. Mengapa demikian? Pada jaman ini perhatian kita begitu banyak terkuras oleh hal-hal yang sifatnya Inderawi. Kita banyak melihat, kita banyak mendengar, kita banyak merasakan dengan panca Indera kita banyak menyentuh, kita banyak mempergunakan indera kita untuk bersinggungan dengan dunia ini. Sementara itu ajaran dan daya tarik dari hati yang Maha Kudus justru membawa kita bukannya ditarik oleh rangsang luar inderawi melainkan dibuat peka terhadap inti diri kita. Inti diri kita yang membuat kita mampu memutuskan. Inti diri kita yang mampu membuat kita berbelaskasih. Inti diri kita yang memampukan kita untuk bersemangat, untuk menghidupkan orang lain dan inti diri kita yang membuat kita berani menderita. Sungguh apa yang dipesankan oleh hati Yesus yang Maha Kudus akan menjadi kekuatan kita selagi kita di dera oleh berbagai macam rangsang inderawi yang tak putus-putusnya menggencari kita sekalian dalam hidup kita sehari-hari.
Saudari dan saudaraku yang terkasih apabila kita peka terhadap hati Yesus yang Maha Kudus dengan segala macam kedalaman dan ketinggianNya, dengan segala macam keluasan dan kekuatanNya moga-moga kita juga ditarik untuk semakin berterimakasih atas kasih Tuhan yang tidak terhingga tersebut , atas belas kasihNya kepada sekalian bangsa manusia. Dan kita rupanya ditarik untuk diam dan menikmati, akan tetapi lebih-lebih kita ditarik untuk meniruNya, meneladanNya, meneladan untuk membuat keputusan yang bijak di dunia yang diwarnai oleh kekuatan Inderawi ini, ditarik untuk berbelaskasihan, untuk bersetiakawan terhadap begitu banyak orang yang sedang menderita di dunia ini. Saudara dan saudari yang terkasih semoga terimakasih kita atas hati Yesus yang Maha Kudus sungguh terungkap dalam belas kasih dan solidaritas kita kepada orang lain. Mengakhiri renungan ini marilah kita berdoa kepada Hati Yang Maha Kudus dengan mengatakan Hati Yesus yang Maha Kudus kami percayakan kami semua diri kami keluarga kami pelayanan kami dan pekerjaan kami kepadaMu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar