Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Senin, 12 Januari 2009

Kotbah Romo Cornelius Priyanto, SJ

”Maju tak gentar, mundur tak geguyu”.
Bacaan Injil Matius 22 : 15 – 21
Ekaristi Tgl 19 Oktober 2008

Sekali lagi saudara-saudari syalom, Debrito syalom. STCE syalom (gerr... ), Saya yakin bahwa pasti malam ini ada anak STCE karena di mana Debrito, ada STCE pun ada. (gerr...)
Baik, saudara-saudari terkasih, film yang baru saja kita saksikan melukiskan bagaimana perjuangan seorang anak muda tadi ketika mau datang dan menepati janji pada seorang cewek dan mendapatkan rintangan-rintangan namun akhirnya dengan berbagai macam usaha ia buat sampai akhirnya ia masuk dan terjun ke sungai. Ini tema kita hari ini. “Maju tak gentar mundur tak geguyu, ha..ha..ha..”
Oke tadi sekedar contoh tetapi masih begitu banyak contoh bagaimana kemajuan dicapai melalui usaha mengatasi rintangan-rintangan. Saya ambil beberapa contoh. Dalam dunia politik kita ingat peristiwa 27 Juli, ingat suatu rintangan yang dihadapi oleh Partai politik kita yang dipimpin ibu Megawati. Konflik berdarah saat itu. Dan ibu Megawati berani menghadapinya mengatasinya dan membawa dia menjadi presiden perempuan pertama Indonesia. Itu Dalam dunia politik.
Dalam dunia musik kita ambil contoh kita mengenal seorang ratu dangdut, ratu ngebor siapa namanya? Ingat pada saat pertama kali Inul muncul, tantangan bertubi-tubi ia hadapi ia dimaki-maki oleh sang raja Dangdut, ia harus bersimpuh didepan kakinya menangis dihadapannya. andai saja Inul patah saat itu, dan menghentikan langkahnya, saat ini kita tidak mengenal Inul sebagai seorang ratu ngebor.
Dengan sekali pentas 75 juta rupiah. Bayangkan 75 juta rupiah. Kalau saya sekali misa 100 ribu, (gerrr....) untuk mendapatkan 75 juta rupiah harus mempersembahkan misa 750 kali. Inul cukup sekali. Itu Inul.
Tahun 2002 kita ingat ada suatu kelompok penyanyi laskecap dari.spanyol. siapa namanya Lola Tilar siapa lagi ingat dengan membawa satu yang sempat mengebohkan dunia ini judulnya, azzerehe... penggelan lagu.... kere-kere ndomble ( gerr.) Apa yang terjadi sesudah lagu ini begitu populer segera dihembuskan isu, diiringi suatu larangan jangan menyanyikan lagu karena lagu ini adalah lagu pemujaan setan. Dari beberapa contoh ini apa yang bisa kita refleksikan kita simpulkan. Kesimpulannya adalah bahwa tidak ada keberhasilan tanpa tantangan. Tak ada kemajuan tanpa perjuangan. Dan ini persis Injil hari ini di alami juga oleh Yesus pengalaman-pengalaman tadi, maka digambarkan, diceritakan dalam Injil pergilah orang-orang Farisi dan membuat rencana bagaimana mereka dapat menjerat Yesus. Apa artinya menjerat? Menghadang memperdayakan, membinasakan, menghalau, mematahkan. Mengapa? Karena Yesus mulai tampil dan mereka tersaingi, Yesus mulai populer dimana-mana maka orang-orang Farisi tidak mau itu terjadi. Maka berusaha menjerat.
Saudara-saudari terkasih sekali lagi, tantangan, kesulitan dan hambatan adalah jalan menuju keberhasilan, bila kita sanggup meloncatinya dan tidak menjadi patah, tidak menyerah. .. ”Maju tak gentar, mundur tak geguyu...”
Sayang, sayang bahwa langkah kita seringkali terhenti di tengah jalan. Mana kala menjumpai rintangan, kita mudah patah, kita mudah menyerah. Tema kita malam ini kecuali mengajak kita untuk maju juga mengajak kita untuk berani mentertawakan diri sendiri, bila kita tergoda untuk mundur saat menemukan kesulitan, mengajak kita untuk malu menjadi orang muda bersemangat lemah, bermental yang tempe.
Ingat identitas yang disandangkan kepada kita orang-orang muda, orang muda adalah harapan bangsa dan masa depan Gereja. 28 Oktober’28. Mari kita sejenak belajar sejarah. bahwa orang muda adalah pengubah sejarah, agen perubahan, delapan puluh tahun yang lalu kita orang-orang muda dalam situasi penjajah banyak orang dinegeri ini sudah berusaha menghalau penjajah tidak berhasil termasuk para raja. Tetapi orang-orang muda berhimpun dari Jong Java, Jong sumatera, Jong Yogyakarta, Jong Kotabaru, Jong Debrito dan semua Jong menyatukan diri dan menyatakan tekad bulat kami putra-putri indonesia dan bersama-sama bersatu. Dan karena itu mengubah sejarah, mengusir penjajah, lahir jaman baru jaman kemerdekaan.
Dipimpin oleh presiden pertama kita Soekarno. 28 tahun pemerentahan mulai tidak benar, siapa yang lalu tampil mengoreksi orang-orang muda saat itu, ada yang namanya KAMI dan KAPI, kesatuan aksi mahasiswa, kesatuan aksi pelajar Indonesia. Soekarno turun lahirlah, Orde lama tumbang, lahir orde baru. Sekali lagi orang muda yang melahirkan jaman baru itu. Orde baru dipimpin oleh soeharto, beberapa memimpin 32 th kekuasaan dan kursinya begitu kokoh tidak ada sanggup menggoyahkan tentara tidak sanggup. MPR tidak sanggup pememerintah tidak sanggup, pegawai negeri tidak sanggup, saat itu situasi negeri beku dingin, mencekam. Orang yang berani bersuara di cekal siapa yang lalu berontak. Lagi-lagi orang muda. Mahasiswa turun dijalan-jalan. Mereka datang ke gedung DPR/MPR menduduki gedung itu berhari-hari tinggal di sana. Dan orang yang paling berkuasa yang selama ini kokoh tumbang. Lagi-lagi ditangan orang muda. Orde baru tumbang lahir orde Reformasi. Lihat semua jaman baru, semua perubahan ada ditangan orang muda. Anda semua orang muda memiliki energi, memiliki mimpi-mimpi tinggi, tepuk tangan untuk anda semua.
Sore ini saya ingin mengajak energi dan mimpi ini kita nyalakan kembali. Kita belajar pada kitab Suci. Karena saat ini kita dalam keprihatinan banyak orang muda lemes dan loyo. Dalam kitab Suci tiga kali Yesus membangkitkan orang mati. Siapa saja yang dibangkitkan. Satu Lazarus, dua seorang anak muda di kota Naim, tiga seorang orang putri Yairus, anak seorang janda. Lihat tiga orang yang dibangkitkan Yesus semuanya orang muda. Apakah saat itu Yesus tidak melihat nenek-nenek mati? Melihat banyak, tetapi ketika melihat usungan jenasah, tanya siapa yang mati, Nenek usianya 80 tahun ya sudah wis mangsane. (ger....)
Tapi Yesus prihatin melihat orang muda mati. Orang muda yang masih memiliki energi, masih memiliki mimpi, masih bisa diandalkan membawa perubahan, membawa kebaikan dan sore ini kita bersama-sama memaknai bulan oktober, sumpah pemuda menyalakan kembali semangat Umar Bakri, bangkit dari kelesuan.
Kita hidup di era budaya yang serba instan, budaya yang mengedepankan kemudahan dan jalan pintas, mau kaya tanpa harus kerja, korupsi. Mau lulus tanpa harus belajar, nyontek. Ada yang pernah nyontek, angkat tangan. Satu, dua tiga empat, lima, enam. Weh... Debrito nyontek juga. .. oh.. oh. Nanti akan peraturan baru di Debrito ketahuan nyontek sekali keluar tiga kali.
Baik terimakasih atas kejujurannya, tetapi ini mentalitas jalan pintas bukan semangat pejuang, tidak mau bersusah-susah. Sejak kecil kita punya keprihatinan juga, kita telah dinina bobokan oleh televisi dengan cerita-cerita seperti; Satria Baja Hitam, Power Ranger, Kura-kura Ninja, Pendekar Sakti. Anda tumbuh dalam gelak tawa bersama, si Jenaka Dora Emon, MikyMouse, Donal Duck, Tack Clinton dan Spom Bop. (gerr...)
Andapun di benamkan di bawah pesona Mikel Jakcson, Madona, Michel botten.
Dan setelah anda muda, remaja anda harus hidup ditengah budaya profan ketika lagu perjungan-perjungan bukan lagi Maju Tak Gentar, melainkan Cecak Rowo dan Goyang Dombret. (Gerr...) Karena itu maaf saya menyaksikan banyak anak-anak muda jaman ini memang gayanya dinamis, kata-katanya romantis, wajahnya eksotis, idenya fantatis, sifat-sifatnya seperti Teletabis, (gerr.....)
Hati-hati terlalu banyak menyaksikan Satria Baja Hitam, besok gedhe jadi Satria Bajingan Hitam. ( Huhuhu...seruan protes )
Waspadalah-waspadalah, kejahatan terjadi bukan hanya niat pelakunya, tetapi ..?.
Saudara-saudari para sahabat muda tercinta dan anda semua yang malam ini bersama merayakan ekaristi ini, mari kita tinggalkan semangat kemanjaan, semangat mencari gampang, semangat jalan pintas. Kita hadapi setiap tantangan hidup dengan jiwa besar. Dengan kreatifitas yang tinggi dan inilah modal pertama-tama untuk menjadi orang yang berhasil.
Saya punya pengalaman menarik ketika saya masih tugas di jakarta. Suatu saat makan di restoran sendirian, dan tiba-tiba muncul seorang pengamen. Saya biasanya merasa tergangu kalau ada pengamen datang. Tetapi tetapi kali ini saya sangat terhibur. Karena pengamen ini adalah seorang pengamen yang sangat-sangat kreatif, dia mendatangi meja makan satu- persatu dan melihat siapa yang makan disitu lalu mempersembahkan satu lagu dan disesuaikan dengan siapa yang sedang makan. Dia mendatangi meja makan dan melihat ooo... ini orang-orang batak, karena pesannya daging anjing. (gerrr...) dan disana dia segera bernyanyi.. lagu batak...
(gerr...) orang batak.
Ia pergi ke meja lain, dia menemukan orang-orang Cainies sedang makan. Segera mengambil gitarnya .... menyanyikan lagu cina.... (gerr...)
Ia pergi ke meja lain kali ini orang-orang jawa dan segera menyanyi... Yen ning tawang ana lintang cah ayu aku ngenteni matimu... (gerr..)
Saudara-saudari saat itu saya mulai berpikir-pikir ini orang kalau nanti mendatangi meja saya akan menyanyi lagu apa?
Dia tahu saya orang jawa, tapi pasti tidak tahu saya pastor, dan bener dia mendekat ke meja saya, segera mengambil gitarnya dan betapa mengejutkan dia tiba-tiba bernyanyi begini, ”Apa enaknya jadi bujangan. Ke mana-mana.. (gerrrr...)
Saudara-saudari mau tahu berapa pengasilan orang ini saya tanya? Dia bekerja rutin setiap malam di rumah makan itu dari jam enam sampai jam sepuluh, penghasilannya seratus lima puluh ribu bersih. Dikasih makan oleh yang punya restoran. Bandingkan dengan pengamen-pengamen lain sama-sama tidak lulus SD, sama bermodal satu gitar. Yang dijalannan dari pagi sampai malam, kepanasan, kehujanan penghasilannya 15 ribu, dia seratus lima puluh ribu. Apa kuncinya? Yang satu kreatif, yang lain tidak. Tantangan diberikan kepada kita supaya kita berani keluar dari segala kesempitan kita dan berani kreatif. Tantangan biasanya memunculkan potensi-potensi, yang dalam situasi serba mudah itu tidak muncul. Pengamen tadi memberi inspriasi bagi kita bagaimana menjadi seorang yang kreatif, berani menghadapi tantangan.
Para sahabat tercinta, mari kita maju terus dan pantang mundur, rawe rantas malang putung. Seperti sifat burung Kasuari dan Kangguru, dua binatang yang sengaja diambil sebagai lambang negara Australia, kenapa, karena sifat mereka yang hanya dapat maju dan tidak pernah mundur. Ini cerminan dari semangat yang pantang menyerah dan tak gentar menghadapi masalah, tantangan dan kesulitan. Bersama Tuhan kita bisa. Seperti kata Paulus kepada jemaat di Filipi. ”Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaKu”. Atau seperti kata nabi Yesaya, ”Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapatkan kekuatan baru mereka seumpama rajawali yang terbang, dengan kekuatan sayapnya. Kita undang Tuhan menjadi sahabat hidup kita menguatkan kita dan bersama Dia kita akan sanggup menghadapi rintangan dan tantangan hidup. Kita akhiri homili ini dengan kembali mendaraskan tema kita saya undang untuk memekikkan kembali tema kita hari ini, saya akan mengatakan, ”Maju tak gentar”. anda anda menjawab, ”Mundur tak geguyu”. Siap.
”Maju tak gentar,”
”Mundur tak geguyu”
”Maju tak gentar,
”Mundur tak geguyu”
”Maju tak gentar”,
”Mundur tak geguyu”
Sekarang gantian saya ingin ngguyu. Anda yang berkata ”Maju tak gentar”. Saya yang menjawab.
”Maju tak gentar”.
”Mundur ngisin-ngisini. Sekali lagi.
”Maju tak gentar”.
”Mundur nggilani”.
”Maju tak gentar”.
”Mundur njijiki.” (gerr... ).
Kemuliaan kepada Bapa, Putera, dan roh kudus.... Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar