Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Senin, 12 Januari 2009

Kotbah Romo Joannes Hartono Budi, SJ

”Harapan akan belas kasih Allah.”
Bacaan Injil Lukas 22 : 33.39-43
Ekaristi Tgl 2 November 2008

Saudara-saudari sekalian yang terkasih selamat sore. Untuk mengenangkan para pendahulu kita dan memikirkan tentang akhir hidup manusia orang Kristiani tidak boleh lupa, bahwa kita adalah orang-orang yang dikasihi Tuhan dan kita tidak boleh lupa akan Yesus.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam setiap doa syukur agung yang kita doakan dalam ekaristi ada doa untuk para arwah, para pendahulu kita doa syukur agung yang kedua kita pakai hari ini doa syukur agung yang paling tua, mengatakannya demikian doanya,
“Ingatlah yang Engkau panggil kehadiratMu ketika dibaptis ia menjadi satu dengan Kristus ia telah menjadi serupa dengan dia dalam kematian semoga ia menjadi serupa dalam kebangkitan.”
Saudari-saudaraku ini adalah doa pengharapan tetapi isi dari pengharapan ini adalah bahwa orang terbuka mengalami kasih Allah dan orang terbuka menemukan dalam Injil kesetiaan Yesus yang memberikan hidupnya bagi kita.
Saudari-saudaraku terkasih November tahun lalu Paus Benediktus mengeluarkan Insiklik yang berjudul Spesalfi dan Insiklik atau surat paus ini dibuka dengan kutipan dari St. Paulus Roma 8 : 24. Bunyinya demikian. Kita diselamatkan dalam pengharapan. Harapan Kristiani bukanlah sebuah angan-angan kosong tetapi yang menggerakkan kehidupan dan menjadi dasar bagi perjalanan kita beriman dalam Yesus. Maka St. Paulus yang terkenal surat dari penjara mengatakan dalam Filipi 1 : 21, Bagiku hidup adalah Kristus. Mati adalah keuntungan dalam situasi mendekati hari-hari akhir, orang bersatu dengan Kristus dan dia mempunyai kekuatan. Maka saudari-saudaraku jangan tawar hati kata St. Paulus juga saat menghadapi maut 2 Korintus 4 :14, mengatakan; “Ia telah membangkitkan Gusti Yesus akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus.”
Tetapi saudari-saudaraku terkasih, ada kesulitan, apa kesulitannya. Kadang-kadang sementara dari kita begitu saja salah kaprah berpikir “membeo” pandangan umum.
Ada sebuah cerita yang diingat oleh seorang anak. Ketika kecil, dia itu nakal. Anak-anak kadang nakal.
Dia suka menendang ibunya. Lalu orang besar menceritakan hal ini. “Ada seorang anak menendang ibunya, lalu ibunya memaafkan. Anak itu bertumbuh remaja menikah tua dan mati. Pada saat dia dimasukkan ke dalam peti mati. Tiba-tiba kakinya kejang begitu, lalu harus digergaji supaya bisa masuk ke dalam peti.”
Apa yang ditanamkan melalui cerita ini. Hemat saya, menurut hemat saya, yang mau dikatakaan bahwa Allah itu menakutkan, Allah akan membalas dendam terhadap apa yang akan kita buat. Terhadap misalnya orang tua kita. Apakah ini Kristiani saya hanya ingin mengutip kata St. Yohanes, surat Yohanes yang pertama 4 : 10, “Allah adalah kasih” Inilah kasih itu saudara-saudariku bukan kita yang telah mengasih Allah. Tetapi Allah yang telah mengasihi kita. Dan yang telah mengutus anakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”
Saudara-saudariku marilah kita maju dalam renungan kita masuk dalam alam Injil. Injil mengajak kita ayo kita ingat akan Yesus. Point penting dari Injil sore hari ini adalah kita diajak dalam segala situasi khususnya situasi akhir hidup kita, atau ketika kita merenungkan tentang mereka yang mendahului kita, kita diajak percaya, dan tidak hanya percaya, percaya memilih percaya kepada Yesus.
Saudari-saudaraku marilah mem-bayangkan tempat di seputar salib Yesus sebagai mana digambarkan oleh Injil St. Lukas. Kisah Yesus di salibkan di situ diceritakan sebagai peristiwa perjumpaan-perjumpaan. Yesus berjumpa dengan macam-macam orang dan hadir pada kita aneka macam reaksi. Kita tadi sudah mendengar bacaan yang dibacakan dengan indah marilah kita ingat. Intinya demikian, “Ada beberapa ayat yang tidak dibaca, tetapi ada sikap yang pertama yang datang terlebih dahulu. Bukannya percaya malah mengolok-olok mereka itu yang hari ini kita dengar salah seorang penjahat tetapi sebetulnya juga para pemimpin dan para serdadu, olok-olokkan mereka diartikulasikan demikian, “Jika Engkau benar yang dipilih dan berkenan kepada Allah selamatkan dirimu dulu, lalu kami. Kata-kata mengolok pada Yesus, bisa kita memilih kata-kata itu. Tetapi St. Lukas mengajak kita untuk berjalan membaca Injil lebih jauh. Pada penjahat yang kedua, yang menarik sekali ada sebuah proses berjumpa makin dekat dan beriman pada Yesus.
Perhatikan yang pertama mengatakan demikian penjahat yang baik itu menegur orang lain, dikatakan penjahat itu menegur, lalu dia mengambil posisi dia membuat pilihan dia tidak ikut-ikutan saja orang-orang disekitarnya lalu dia sadar akan dirinya apa adanya, kita memang selayaknya dihukum, dia sadar aku adalah orang-orang berdosa. Lalu yang ketiga apa yang dikatakan, dia mengenal Yesus pada ssat itu. Dan dia mengatakan Yesus, ingatlah akan aku bila Engkau datang, sebagai raja. Orang ini memilih untuk percaya. dia bisa memilih untuk mengolok-olok Yesus bisa memilih kita itu untuk mengolok-olok semua ajaran seperti ini yang pada intinya tentang kasih Tuhan tetapi penjahat ini dihadirkan oleh St.Lukas sebagai contoh bagi orang beriman yang baik, murid Yesus yang baik. Yaitu yang memilih Yesus.
Demikianlah saudari-saudaraku memang Yesus adalah yang dimuliakan karena Yesus tidak pernah membiarkan orang sendiri dalam bahaya. Persis sekali di dalam pernyataan dan pewartaan Lukas Kita ingat Lukas 4 Yesus adalah yang memberitakan pembebasan, Yesus adalah orang yang memberitakan tahun berkat rahmat Tuhan. Lukas 10 mengingatkan kita akan Allah seperti orang Samaria yang baik itu. Yesus Allah sendiri yang hadir di dalam Yesus tidak akan meninggalkan mereka yang bahkan dikisahkan dari orang Samaria yang baik hati itu sedang menderita hampir mati. Di dalam Lukas 15 dikisahkan sekali lagi perumpamaan-perumpamaan yang indah, Domba yang hilang, Dirham yang hilang dan akhirnya anak yang hilang. Kita masih ingat kisah anak yang hilang. Bapa, menunggu sampai dia kembali dan betapa gembiranya bagi Tuhan, kalau puteranya itu kembali. Yang mau dikatakan sekali lagi Allah adalah Allah yang baik.
Saudari-saudaraku mungkin anda ingat pada saat ini. Ah kasihan manusia itu bukankah manusia itu pendosa yang sudah ditendang keluar dari Firdaus. Ingat juga ayat ini yang saya temukan menarik sekali kejadian 3 : 21 Peristiwanya terjadi sebelum manusia keluar dari Firdaus, dikatakan demikian, lalu Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Lalu mereka keluar dari Firdaus, saudari-saudaraku yang mau dikatakan, Allah tetap tidak membenci manusia. Pada kesempatan misa seribu hari saya pernah mendengar sharing demikian.
Ada seorang anak pada waktu itu yang ibunya meninggal. Lalu seribu hari dia mendapat mimpi ibu berdiri jauh di sana dan dia sepertinya sedang menyeberang sungai sianak itu dengan sepeda. Lalu anak itu terpeleset. Lalu ketika dia memandang pada ibunya, ibunya sangat perihatin dan dari jauh, tetapi ibu itu yang sudah meninggal tidak bergerak apa-apa, hanya berdiri dari jauh begitu. Lalu sang anak akhirnya menemukan jalannya dia bisa berdiri tegak mengangkat kembali sepedanya dan ia melihat ibunya lagi dan ibunya tersenyum sekarang. Yang mengesan kepada saya orang ini mengatakan, “Romo saya merasa ibu saya masih terus memperhatikan saya. Saya tidak mempermasalahkan lagi tentang ibu diterima oleh Tuhan apa tidak. Saya yakin ibu diterima oleh Tuhan. Tetapi aku merasa tetap diperhatikan oleh ibu.
Saudari-saudaraku terkasih, dari cerita ini tersirat iman yang bagus iman kristiani yang bisa membantu kita dan memang kita ingat jawab Yesus, terhadap penjahat yang baik itu sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus maka marilah kita berdoa bersama-sama menyanyikan itu; “Yesus ingat aku saat Kau masuk kerajaanMu.” agar kita menerima sekali lagi Yesus secara mantap. Dilagukan …. Yesus ingat aku, saat kau masuk kerajaanMu. Yesus ingat aku, saat Kau masuk kerajaanMu. ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar