Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Selasa, 16 Februari 2010

Kotbah Romo RM Wisnumurti, SJ

“ Yesus Membawa Hidup Baru. “
Ekaristi Tgl 1 Januari 2010
Injil Lukas 21 : 25-28.34-36

Ibu-bapak, saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan. Setelah kita merayakan Natal kita menyambut Tahun baru. Bagi umat beriman seperti kita, merayakan Tahun baru hanya mempunyai makna kalau dihubungkan dengan Misteri Natal. Misteri Natal membawa pembaharuan yang mendalam mengenai hidup dan makna hidup kita. Seperti tema yang dipilih di gereja St. Antonius “ Yesus membawa hidup baru.” Maka berdasarkan Natal kita sungguh dapat bersyukur bukan hanya karena tahunnya yang baru tetapi kita sebagai manusia diperbaharui oleh Yesus Kristus. Hidup kita dibaharui karena kelahiran dan penebusanNya. Pembaharuan oleh Yesus dan di dalam Yesus merupakan pembaharuan yang sejati yang sungguh memiliki arti yang begitu mendalam tak ternilai. Karena kita manusia yang telah dirusak sebagai citra Allah karena dosa dipulihkan oleh Yesus Kristus. Dosa kita ditebus dan dalam kesatuan dengan Yesus yang bangkit kita dikaruniai hidup sebagai anak-anak Allah. Itulah pembaharuan yang sempurna dari Allah. Pembaharuan ini menjangkau kita semua bila kita menanggapi dengan iman. Saat kita dibaptis kita menyatakan ya, kita menyambut tawaran keselamatan itu, kita memberikan komitment kita untuk bertobat menjauhkan diri dari dosa. Karena itu merayakan Tahun baru sesudah Natal sungguh mempunyai makna dan merayakan Tahun baru akan bermakna kalau kita mewujudkan dalam sikat tobat kita.
Daya pembaharuan Ilahi ini adalah Bunda Maria. Sejak dikandungan Bunda Maria tanpa noda dosa karena dia terpilih menjadi bunda Allah. Dan itu biasanya kita merayakan pestanya setiap tanggal 8 Desember. Sedangkan hari ini kita merayakan Santa Perawan Maria sebagai Bunda Allah. Pembaharuan ini juga membuat Bunda Maria menjadi sungguh baru karena itu Gereja memandang Bunda Maria adalah teladan kita semua. Bunda Maria menjadi ibu kita. Ibu para keluarga, menjadi contoh dan teladan sebagaimana mengikuti bimbingan Allah dan melaksanakan sabda-Nya. Maka selain kita mengucapkan Selamat Tahun Baru, oleh Gereja kita diajak merenungkan pokok iman kita. Kita diajak untuk meletakkan harapan-harapan kita rencana dan seluruh usaha kita di tahun yang akan kita mulai jalani hari ini. Dalam rangka iman itu Allah menyelenggarkan hidup kita. Maka kalau anda memperhatikan dengan cukup baik, bacaan pertama yang diambil dari kitab Ulangan tadi dapat menjadi ungkapan yang dimaksudkan oleh Gereja mengawali tahun ini. Beginilah kamu harus memberkati orang Israel, itu diungkapkan kepada Musa, “ Katakanlah kepada mereka Tuhan memberkati dan melindungi engkau. Tuhan mengenali engkau dengan wajahnya dan memberi engkau kasih karuniaNya. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah mereka harus meletakkan NamaKu atas orang Israel. Maka Aku akan memberkati mereka. Ungkapan itu sungguh menjadi harapan, harapan yang terarah untuk kebahagiaan manusia yang utuh yang lengkap, yang berkelimpahan dalam bahasa kitab Suci sering kali dirumuskan dengan kata-kata yang singkat yaitu “Syalom.”. mungkin banyak juga yang sering kali memakai, Syalom yang kalau diterjemahkan harifiah saja ‘salam’. Tetapi Syalom itu sendiri, mencakup damai sejahtera menyeluruh bukan hanya sekedar saling memberi salam damai, tetapi damai seluruhnya. Damai yang meliputi seluruh kehidupan. Damai antar manusia dengan Allah. Damai antara manusia dengan sesama. Damai antara manusia dengan alam.
Maka juga pada Tahun yang baru ini sesudah selang beberapa tahun.. di tetapkan juga sebagai hari perdamaian sedunia. Karena itu lagi saya mengajak anda menarik perhatian anda, kalau anda masih menyimpan teks Ekaristi minggu yang lalu yaitu Pesta Keluarga Kudus di sana ada pesan yang mungkin sudah sedikit diringkas, pesan dari Bapa Suci dalam peringatan hari sedunia tahun 2010 yang diberi judul “Melindungi ciptaan merupakan kunci bagi perdamaian dunia.”
Dikatakan oleh Bapa Suci, jika manusia sebagai keluarga tidak mampu menghadapi tantangan-tantangan baru yang ada melalui membaharui rasa keadilan sosial dan perasaan solidaritas Internasional kita akan menanggung resiko dari menanam bisnis kekerasan di antara orang-orang dan di antara generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Sekaligus mengajak kita bukan hanya untuk bertenggang rasa tetapi lebih-lebih untuk bersama-sama berjuang mewujudkan perdamaian. Perdamian bukan hanya antara manusia. Tetapi juga perdamaian dengan alam semesta. Oleh karena itu dikatakan melindungi ciptaan sebagai kunci perdamaian dunia. Saya kira dapat kita jumpai berbagai catatan berbagai komentar yang berkaitan dengan kerusakan alam yang membawa bencana bagi manusia dengan demikian juga bagi perdamian. Oleh karena itu kendati menghadapi berbagai peristiwa dan juga pertanyaan-pertanyaan yang muncul berkaitan dengan salam, salam yang berdasarkan kebahagiaan, apakah harapan itu sungguh menjadi kenyataan ditahun yang akan datang yang menurut catatan di sana-sini, bukan merupakan tahun yang akan mudah kita jalani. Apakah ada jaminan yang kurang lebih kepastian dari sekedar memberikan salam , salam yang merupakan ungkapan dari berkat Tuhan, mungkin karena pengalaman yang lewat, kita merasa ragu apakah kita mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang kita hadapi.
Kemarin sebelum tahun baru sudah terjadi peristiwa kebakaran karena mercon. Bukankah itu menjadi salah satu yang membuat orang bertanya, mungkinkah kita mampu mengatasi kesulitan-kesulitan semacam itu, apakah kita bisa mampu mengatasi kekurangan. Apakah perselisihan kita akan juga mengatasi atau juga perpecahan rasa takut akan bermacam-macam hal yang mungkin muncul dalam benak dan pikiran kita , namun kita tidak perlu kecil hati, kita tidak perlu merasa was-was kendati bukan berarti bahwa semuanya akan serba lancar, ringan gampang dan semunya serba beres. Tetapi bersama dengan Dia yang kelahiranNya menunjukkan kesediaanNya untuk ikut berbagi ikut mengalami, ikut merasakan dan juga ikut berjuang bersama kita di dalam kesulitan-kesulitan yang kita alami. Maka kita juga mendapat teman yang meneguhkan, kita juga mendapat teman yang menyertai. Kalau dia mau turun berarti juga mengharapkan, kitapun juga mau turun berbagi dengan sesama kita, bila itu yang kita upayakan bersama, maka harapan-harapan tadi bukan sekedar harapan kosong yang memberikan penghiburan sesaat. Tetapi juga harapan yang menumbuhkan keyakinan penyertaanNya akan membantu kita, penyertaanNya akan men-dampingi kita, penyer-taanNya akan meneguhkan kita mengarungi menjalani tahun yang baru ini. Semoga harapan ini juga dapat kita perjuangkan bersama dan kita wujudkan sehingga kita pun akan memperoleh hasil sebagaimana kita harapkan bersama. Selamat menjalani tahun yang baru ini dengan penuh harapan dan optimisme karena yakin akan penyertaan Tuhan. Amin.

1 komentar:

  1. Menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Romo Wisnumurti SJ. Almarhum adalah romo yang memberkati pernikahan kami di Kapel Wacana Bhakti - Gonzaga, Pejaten, Pasar Minggu Jakarta, 15 Mei 1991.
    Hormat dan cinta kami yang tiada habisnya untukmu Romo.......

    GD Noegroho TR - CM Dwi Sasiki
    Paroki St.Yohanes Penginjil - Blok B - Jakarta Selatan.
    19 Februari 2011

    BalasHapus