Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Kamis, 14 Januari 2010

Kotbah Romo. RM. Wisnumurti, SJ

“ Kristus Raja Kebenaran “
Ekaristi Tgl 22 November 2009
Injil Yohanes 18 : 33 b - 37

Kalau beberapa waktu yang lalu pernah terjadi sangat sulit untuk mendapatkan seliter minyak tanah. Apa yang menurut anda itu sulit didapatkan, tiket untuk nonton Film 2012. apalagi kalau mengikuti komentar dan berita lebih lanjut bahwa film itu akan ditarik dari peredaran maka pasti makin sulit untuk mendapatkan tiket 2012. tambah lagi kebetulan tadi pagi pas saya lihat siaran Televisi yang disiarkan serombongan anak-anak kecil sepertinya anak SD bawa poster demonstrasi yang di demo apa? Film 2012. katanya berbohong ini dan itu. Maka pasti nanti akan makin sulit lagi dapat tiket untuk nonton Film 2012, kenapa demikian. Karena dipandang bahwa Film itu menipu.
Padahal ini kalau sering kali sambil nonton ya film di televise lalu beberapa teman ada yang sangat serius menonton sampai dia ikut kalau Filmnya membuat dia kecewa, dia ikut bereraksi dan marah. Temannya yang sebelah cuman berkomentar, “Aah itu kan Cuma Film.” Lalu dia sadar, namanya juga film. Mungkin kalau orang terlibat sepenuhnya di sana itu bukan Film lagi.
Memang yang diceritakan katanya menakutkan sekurang-kurangnya keponakan saya cerita dia begitu takut karena melihat Film itu. Padahal bukankah cerita-cerita tentang hari kiamat itu bukan kali ini saja. Hanya nampaknya ini ditampilkan dengan alasan-alasan yang ilmiah sehingga orang jadi percaya. Seingat saya itu sekitar 25 tahun yang lalu ada juga berita tentang hari kiamat. Malahan dikatakan tanda-tanda juga seperti yang di ceritakan, tanda-tandanya jelas. Nanti bulan Oktober tanggal dan katanya itu terjadi tahun 1985, tahun 1985 lewat, belum ada kiamat. Lalu ada berita lain lagi mungkin anda masih ingat yang terjadi di negeri kita, ketika dibandung ada sekelompok aliran tertentu yang juga memberitakan dan mengakhawatirkan tentang hari kiamat lalu apa yang terjadi sampai dilarang oleh polisi atau juga yang terjadi di Amerika waktu itu sampai ada sekelompok jemaat tertentu karena mengikuti apa yang di wartakan oleh pimpinannya sampai bunuh diri masal, dan sebagainya. Ini lagi ada berita semacam itu membuat orang takut. Akhirnya orang berpikir seakan-akan pasti akan terjadi seperti itu. Salah satu cuplikan dari leflaet ranting embun yang ada di pintu-pintu gereja itu ada salah satu cerita kecil yang menceritakan begini. Seorang anak habis nonton 2012 dia begitu takut lalu sembunyi di bawah kolong waktu malam, dicari ibunya. Ketemu ketahuan di bawah kolom lalu ditanya,
“Kenapa?”
“Takut nanti kalau kiamat, Mama kesini dong.” Ya ibunya terpaksa mengikuti anaknya masuk kekolong. Tapi kan kolongnya sempit. Lalu ibunya berpikir bagaimana caranya mengajak anaknya supaya mau naik keatas. Lalu dia mulai mengatakan,
“Nak diceritakan bahwa pada waktu hari kiamat itu Tuhan Yesus akan datang dan menyelamatkan semua orang yang percaya kepadanya. Nanti kalau kita sembunyi di kolong Tuhan Yesus nggak lihat kita tidak diselamatkan.”
Anaknya mendengarkan rupa-rupanya. Lalu dibujuk mau naik ke atas tempat tidur, lalu sambil berbaring ibunya masih melanjutkan cerita lagi sampai anaknya tahu-tahu sudah terlelap.
Ibu- bapak, saudara-saudara terkasih kalau anda juga masih ingat, renungan minggu yang lalu yang juga terkait dengan kisah tentang akhir jaman. Kita diingatkan bahwa pada akhir jaman itu Kristus datang untuk meraja, Kristus datang untuk menyelamatkan seluruh umat yang mau menyambut Dia mau percaya kepadanya secara paripurna. Gam-baran tentang akhir jaman itu yang hari juga muncul muncul dalam bacaan-bacaan yang mengakhiri rangkaian tahun Liturgi dengan hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Tahun liturgi sendiri di awali dengan masa adven berarti minggu depan adalah tahun baru Tahun Liturgi Gereja. Dari Advent sampai hari raya Kristus raja sepanjang tahun liturgi umat diajak untuk membaca merenungkan dalam perayaan ekaristi untuk menyadari bahwa hidup kita ini adalah hidup orang-orang yang diselamatkan oleh Kristus, supaya lalu juga hidup kita selalu diwarnai dengan harapan, harapan dan keyakinan bahwa akhirnya segala sesuatu ditaklukkan di bawah Yesus Kristus. Karena Dia sendirilah yang akan meraja.
Kurang begitu di dengar, kurang begitu dipahami dan juga kurang di indahkan dalam hidup sehingga orang lebih takut akan cerita-cerita yang terjadi di sekitar. Gambaran yang ditampilkan dalam bacaan hari ini pun mencoba melukiskan situasi ketika Kristus untuk menyelamatkan secara utuh, menyelamatkan secara paripurna. Memang dalam bacaan pertama dan kedua barangkali gambarannya tidak lazim kurang menjadi sesuatu yang kita kenali, namun kalau kita kemudian mencoba untuk merenungkan bacaan injil mungkin pertanyaannya itu semakin bergaung karena lalu kita semakin menjadi bertanya tidak jelas. Kalau hari raya Kristus Raja mengapa yang ditampilkan justru Kristus yang disalib. Secara istimewa memang Yohanes mencoba menggambarkan kemuliaan Kristus bukan seperti yang digambarkan di muliakan di tahta sebagai raja, tapi Dia dimuliakan justru pada saat ditinggikan maksudnya ketika Dia disalib. Di sana Dia sungguh menjadi raja. Raja yang macam apa mungkin itulah yang dimaksud Kristus raja kebenaran sebagai tema kita hari ini. Kenapa dikatakan sebagai raja kebenaran rupa-rupanya itulah yang menjadi komitmen sepanjang hidupNya. Kebenaran Dia bawa, kebenaran Dia wartakan, kebenaran Dia lakukan sehingga membuat orang lain terutama juga para petinggi merasa tidak senang. Kebenaran memang bisa membuat hati orang lain tertekan.
Maka kalau tadi saya memulai apa yang sulit ditemukan akhir-akhir ini kalau lebih panjang rentang waktunya, anda pasti tahu kalau saya bertanya lagi apa yang lebih sulit lagi di tahun-tahun akhir ini? Jawabnya kebenaran, kejujuran, betapa setiap hari televisi menanyangkan masalah diseputar, anda tahu kasus KPK polisi, Bibit Candra dan sebagainya yang tidak kunjung berakhir, yang satu merasa benar, yang lain juga merasa benar. Dan semuanya itu semakin membuat orang bingung. Padahal kalau kita mau mencoba mencari tahu apa sebetulnya kebenaran itu? Kebetulan saya mencoba membolak-balik kamus. Kebenaran mempunyai arti satu, “Keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya.” Maka kalau di pengadilan yang semestinya mengatakan sesuatu yang cocok dengan yang sesungguhnya, tetapi tidak dikatakan berarti menutupi kebenaran.
Pengertian yang lain, “Kecocokan dengan yang sesungguhnya.” Apa yang diceritakan satu dengan yang lain mengenai tujuan yang sama, kok tidak sama, tidak cocok berarti ada sesuatu yang disembunyikan.
Yang ketiga, “Yang sungguh-sungguh ada.” Nah kalau istilahnya yang sering kali muncul, di kriminalitasikan kan dibuat menjadi kriminal berarti tidak kriminal. Lalu arti yang keempat, “Juga kejujuran”, berarti semuanya itu menyangkut ketidak benaran yang terjadi. Membuat orang juga lalu bertanya dimana sebetulnya kebenaran, bukankah semestinya pengadilan tempat orang mencari yang benar tetapi itu tidak ditemukan karena lalu kebenaran dapat membuat orang lain malu terhadap apa yang dibuatnya. Kebenaran dapat menjadi cermin yang membuka kedok, yang menutupi setiap orang. Kebenaran dapat membuat orang lain yang tadinya nampak hebat, nampak mengagumkan ternyata keropos. dapat menyakitkan. Namun justru itulah yang dengan setia dipegang oleh Yesus yang menjadi raja kebenaran itu karena Dia ingin mewartakan sebenarnya tentang Allah.
Dalam hidup Yesus kebenaran mengenai Allah dinyatakan, kebenaran yang mana bahwa dalam diri Yesus nampak Allah yang mengasihi manusia sampai pada kesudahannya. Itu yang diceritakan dalam injil Yohanes, ketika Yesus membasuh kaki para muridnya. Maka disitu mau dijelaskan bahwa Allah adalah kasih dan untuk menunjukkan kebenaranNya bahwa Allah adalah kasih Ia rela menyerahkan Putera-Nya sendiri demi menyelamatkan kita. Itulah ungkapkan kasih yang paling nyata, kebenaran yang paling nyata. Dan kerajaan adalah juga kerajaan kasih.
Karena itu sekaligus dalam diri Yesus diwartakan kebenaran mengenai Allah yang adalah kasih, dalam diri Yesus juga dinyatakan kebenaran mengenai manusia. Manusia sungguh dapat menjadi manusia mahluk ciptaan Allah hanya kalau dia hidup dalam kasih Allah dan itu juga dinyatakan dalam diri Yesus Kristus yang rela merentangkan tanganNya disalib untuk menyelamatkan kita. Itulah juga ungkapkan kasih yang sepenuhnya. Karena itu pada hari raya Kristus Raja ini pantas kalau kita bertanya sungguhkah Dia yang menjadi raja dalam hidup kita dalam hati kita, karena kita dipanggil untuk mewujudkan kerajaan Allah itu di tengah dunia. Di tengah dunia yang menutupi kebenaran, di tengah dunia yang menyembunyikan kejujuran. Untuk itu diperlukan pengalaman pribadi berkenalan secara pribadi dengan Allah melalui Yesus Kristus. Karena itu kalau kita sungguh mengenali Kristus dan mau menyatukan hidup kita dengan Dia, maka saat Dia datang sebagai Raja, merajai hati kita maka kita pun juga akan bersama Dia berani mewartakan kebenaran, berani memperjuangkan dan menjadi saksi kebenaran, kendati seperti juga yang dialami harus menghadapi resiko, tidak diterima bahkan dibenci oleh orang lain, namun bila bersama dengan Dia bisa mewartakan kebenaran itu maka kita juga akan memperoleh keselamatan. Dan karena itu kitapun juga dapat menjadi saluran keselamatan bagi sesama bila kita juga mewartakannya di dalam hidup kita sehari-hari. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar