Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Sabtu, 14 November 2009

Kotbah Romo Albertus Hartana, SJ

“Sabda Tuhan menjadikan segalanya Baik”
Injil Markus 7 : 31- 37
Ekaristi Tgl 6 September 2009

Serbat jahe berbuka puasa, makan apem dan roti, selamat sore saudara-saudara semua berkah Dalem Tuhan memberkati.
Stasiun Tugu ada kereta api beli belut, usus dan roti, hari minggu hari Kitab Suci ikut Yesus sampai mati. “Mau nggak ikut Yesus sampai mati, mau nggak?” Kalau mau mari kita dengarkan sabda Tuhan yang akan saya bantu coba olah.
Hari Minggu Kitab Suci Nasional hari ini, seperti yang dibacakan dalam Injil Yesus menyembuhkan orang yang tuli, orang yang gagap, orang yang bisu, agar supaya apa?, supaya mereka dapat mendengar dan mendengarkan sabda Tuhan mewartakan sabda Tuhan didalam kehidupan sehari-hari. Kisah penyembuhan oleh Yesus tidak semata-mata penyembuhan, ada sesuatu yang lebih dalam dan itu akan saya coba uraikan.
Sepuluh tahun yang lalu saya itu berkarya di gereja Santo Antonius Purbayan Solo. Romo Heru pernah disana juga. Memang seangkatan saya juga, tapi dia lebih pinter, lebih tinggi.
Beberapa hari kita didatangi, pada waktu itu bertiga kita, di Purbayan di Solo di datangi orang yang seorang wanita, setu legi, setengah tua lemu ginuk-ginuk. ( gerr…) Atau kalau saya mencoba membuat nama dia itu, nama dia itu supaya lebih keren nama dia itu Linda. Lilitan daging, karena gemuk. ( Gerr…) Sabda telah menjadi daging sungguh-sungguh. ah itu.
Dia itu setres, ditinggal oleh suaminya, suaminya itu namanya pak Umar. Untung masih ada rambutnya karena agak botak. Dua romo juga didatangi, dua romo juga saling bercerita caranya bagaimana. Pada suatu saat saya di datangi setelah bekerja di Kanisius Solo. Lalu dia minta berkat kepada saya. Romo saya minta berkat, … saya tumpangi tangannya dia jengkeng saya berkati. Atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Lha .. mungkin berkatnya orang-orang tua itu tidak mandi, mungkin berkatnya Romo Hartono mandi. Tapi terus.. “Lagi Romo”. “Eehh kalau lagi maka kamu harus berdoa di hadapan Bunda Maria.
Di halaman Pastoran Purbayan itu disamping Pastoran ada patung Bunda Maria berikut kolam, spontan saya juga tidak berpikir.., ”Lalu kamu berdoa, nanti kamu mencelupkan tanganmu lalu kamu ulaskan dibatukmu. Supaya tidak panas gitu.”
Pikiran dia, dia memang mencelupkan itu, tetapi karena masih panas lalu dia menceburkan diri di kolam itu. Sekarang yang terjadi, adalah dia mari setres, ikannya yang setres. (Ger….. ) di situ ada lele, ada nila, dan sebagainya. Setelah dia menceburkan diri lalu dia pulang, dia tidak berkata apapun juga dia pulang. Saya hanya gedhek-gedhek.. oh bener ini, kurang sak sintung. Lalu satpamnya ketempat saya lalu.. “Romo itu tadi ada apa Romo? Ndak dia itu membaptis dirinya sendiri di kolam. (gerr)
“Oh… romo… itu orang itu kurang sak sintung Romo”.
“Oo.. ya saya tahu. Oke.”
Beberapa hari lagi tidak kepastoran. Beberapa hari tidak ke gereja mungkin sembuh karena dipatel lele mungkin. (Ger..) . Ha sembuh, sembuh apa tidak saya ndak tahu tapi setelah itu ada rumor, kasuk-kasuk diantara beberapa umat, bahwa kolam di depan Bunda Maria di Purbayan itu sungguh menyembuhkan, bisa menyembuhkan. Ada orang bertanya, menyembuhkan ndak romo?
“Wah saya ndak tahu, yang jelas ini kolam ini memang bisa menghidupkan, menghidupkan ikan jelas.” (Gerr..) Nah kasak-kusuk seperti itu mulai orang antara percaya dan tidak kadang-kadang menyebarkan.
Anda ingat bahwa kadang-kadang kita ngopeni, kadang-kadang kita merawat, kadang-kadang kita percaya pada kasak-kusuk orang lain. Tanpa melihat makna yang ada di dalamnya. Anda ingat Ponari, kisah dimana batu yang kena samber geledhek itu bisa menyembuhkan. Pada waktu itu banyak orang berbondong-bondong, sekarang apakah berbondong-bondong apa tidak? Saya tidak tahu? Dan ini yang dialami oleh Yesus ketika Dia di Tirus dan Sidon. Kita perlu tahu kota Tirus dan Sidon adalah kota perdagangan dimana banyak orang sungguh-sungguh berkon-sentrasi hanya memikirkan mate-ri, kurang mem-perhatikan kehi-dupan Rohani.
Dikota Tirus dan Sidon itu banyak orang ada. Disini digambarkan ada banyak orang menghantar si bisu dan banyak orang mengetahui mendengar kasak-kusuk bahwa Yesus itu bisa menyembuhkan. Maka di bawalah si sakit, si tuli, si bisu supaya Yesus menumpangkan tangan. Yesus tidak pernah membuat sensasi, Yesus tidak pernah ingin terkenal. Maka Yesus mengajak si sakit ini sendirian. Orang lain tidak boleh ikut. Tidak boleh tahu. Dialah antara si sakit dan Yesus dan Yesus melakukan dia memasukkan jarinya ke telinganya, Dia meraba lidahnya, Dia meludah dan yang terakhir sebenarnya terjadi kesembuhan adalah Dia menengadah ke atas. kita tahu ketika Yesus menengadah ke atas bahwa Dia mohon kepada kekuasaan yang amat tinggi yaitu Allah Bapa, supaya menurunkan kekuatan-Nya, menurunkan mukjizat-Nya untuk orang ini. Kita ingat, ketika Yesus dibaptis maka langit terbuka lalu ada suara inilah Anakku yang terkasih kepada-Nyalah aku berkenan. Terjadi dialog antara Yesus dengan Dia, Yesus dengan si sakit terjadilah penyembuhan.
Dan ini yang tidak di olah. Lalu Yesus mengatakan jangan kamu bercerita tentang peristiwa ini, tetapi semakin dilarang semakin menceritakan. Orang tidak sabar, ketika ada suatu penyembuhan, ketika ada suatu berita yang baik, tidak sabar lalu memberitahukan kepada siapapun juga. Orang-orang yang menangkap itu, memang terjadi penyembuhan tetapi tidak pernah mencoba memahami bahwa sebelum terjadi penyembuhan ada suatu proses dimana ada hubungan pribadi antara Yesus dengan si sakit, dan Dia yang menguasai Yesus untuk memberikan penyembuhan.
Saudara-saudaraku yang terkasih proses penyembuhan, proses perjumpaan pribadi antara saya, antara si Bisu si tuli. Antara anda sebagai pribadi dengan Yesus pasti membawa sesuatu perubahan.
Omong kosong kalau anda mengatakan Romo saya bertemu dengan Yesus, saya.. sungguh seneng, saya sungguh-sungguh merasa dekat dengan Yesus tetapi didalam kehidupan sehari-hari anda tidak mencerminkan perubahan itu. Maka saya mengatakan biasanya dengan orang-orang seperti ini, ini katolik Tomat, tomat empukkan ya, lunak, artinya apa katolik Tomat itu, ke gereja anda tobat, keluar dari gereja kumat. Anda kan bertobat. Diantar oleh romo Heru tadi sebelum misa bertobat, mohon ampun kepada Tuhan atas segala dosa-dosa. Ingatkah anda sadarkah anda setelah nanti keluar dari gereja, anda di utus, mewartakan kebaikan, apakah anda mengungkapkan tobat itu di dalam kehidupan sehari-hari, itu yang paling penting.
Sebenarnya kalau keluar dari gereja tidak kumat lalu tidak melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hati Allah. Bulan Kitab Suci atau hari minggu Kitab Suci Nasional menyadarkan kita semua bahwa membaca Kitab Suci adalah salah cara untuk mengasah hati saya, telinga hati saya, telinga rohani saya, lidah saya agar kita menangkap apa yang menjadi maksud Tuhan di dalam kitab Suci mengolah, merenungkan, dan pada akhirnya mewartakan dan bertindak untuk kebaikan orang lain.
Maka mari kita mohon rahmat kepada Tuhan agar kita sungguh menjadi orang katolik yang tidak tomat, tapi katolik yang sungguh-sungguh mau berusaha mengungkapkan tobat itu di dalam perkataan dan perbuatan. Yang baik untuk sesama. Kemuliaan kepada bapa dan Putra, dan Roh Kudus seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala masa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar