Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Rabu, 04 Maret 2009

Kotbah Romo Bernhard Kiezer, SJ

Kotbah Romo Bernhard Kiezer, SJ
” Hidup baru dalam Kristus”
Ekaristi Tgl 11 Januari 2008
Injil Markus 21 : 7 - 11

Ibu-ibu, bapak-bapak, saudari-saudara, Yesus dilahirkan di Betlehem dibesarkan di Nazaret dalam keluarga tukang kayu berumur 30 tahun dibaptis di sungai Yordan. Kisah baptisan ini mengakhiri hari-hari Natal kita. Sebab dengan baptisanNya Yesus masuk medan karyaNya. Membawa kabar gembira kasih yang menular. Dan teks doa kita, mau meneguhkan langkah-langkah kita untuk masuk tahun 2009. Hidup baru dalam Kristus, revitalisasi kata orang. Apakah dari hari-hari Natal kita memang sudah mengangkat suatu energi hati yang baru yang mau menular antara kita? Sekali lagi kita ditemukan dengan Yohanes, Nabi Perintis. Untuk dibaptis bagaikan untuk hidup yang baru revitalisasi, orang datang ke sungai Yordan. Namun Yohanes menunjuk pada lain orang. Sesudah aku datang Ia yang akan membaptis kamu dengan roh, untuk hidup baru. Orang mesti mendapatkan dan mengangkat spirit baru, suatu energi dari hati. Cuma yang datang ke sungai Yordan itu adalah Si Tukang kayu dari Nazaret. Dan seperti banyak orang lain ia pun dibaptis. Dan sementara Yesus membaharui hidupnya, langit terkoyak artinya dari Allah masuklah spirit ke dalam dunia kita. Bukan bagaikan kekuatan gaib sampai Yesus loncat kesurupan. Ada suara yang meneguhkan dan mengutus, ”Engkaulah AnakKu. Engkaulah yang Kukasihi dan siapalagi dapat Kuandalkan agar kasih menular di lingkungan manusia”. Dan memang begitulah lanjutan kisah Yesus. Ternyata Ia punya hati untuk orang kebanyakan yang katanya hidup seperti domba-domba yang tidak punya gembala. Kata-katanya menyentuh sampai orang lumpuh mulai jalan, dan kaya membuka dompet untuk berbagi. Dan waktu hidupNya habis tergantung di salib. Prajuritpun masih menengadahkan pada Dia, ”Sungguh Engkaulah Anak Allah”. Apakah ada energi hati yang tular menular juga sampai hati kita.
Tiga, empat hari sebelum tahun 2009 mulai. Di kendaraan bersama menuju Semarang aku ditempatkan di samping pak Amir. Ternyata orang itu orang Katolik juga. Punya perusahaan kursi rotan dan meubel apalagi yang ia buat di daerah sana. Omong punya omong mengenai putranya yang aktif di gereja pembinaan iman anak-anak, dan mengenai keponakannya yang belajar di Jerman. Dan mengenai adik-adikku di sana. Dan anak-anak dan cucu mereka.
Sampai hp nya berdering di mobil itu. Dan dalam sekejap mata, meletuslah naluri Pak Amir, di tengah-tengah jalan ia mulai mengurus perusahaan. Habislah omong punya omong, di bagian produksi ia pastikan bahwa pesanan kursi rotan sudah siap dikirim ke Singapore, di bagian paking, dia tanya apakah kiriman ke Singapore itu masih dapat masuk ke dalam kontainer yang setengah kosong. Cuma sialnya bagian jahit mengatakan, bahwa kain coklat abu-abu untuk sarung-sarung bantal belum sampai datang juga. Stage manejernya omong punya omong Sekretaris Direksi mendapat jawaban komandonya diberangkatkanlah kini yang tidak boleh ditunda sampai tahun-tahun.
Dan disampingnya, aku sudah lama dilupakan, tetapi dari energinya yang meluap sampai benakku, aku pun ketularan, ketularan sarung bantal. Dan saya mulai ikut menghitung 30 biji warna coklat, lima belas merah tua, dan kurangnya 15 abu-abu coklat. Enam puluh biji aku teriak. Diam katanya itu, aku masih menghitung. Energinya cenderung menular. Dan memang pertama-tama Yesus, yang disapa dan diutus. ”Engkaulah AnakKu, siapa lagi dapat Kuandalkan”. Tetapi setelah Yesus anda, dan aku pun disapa. Rahmat Baptis bukan bagaikan tenaga dalam yang memperbaiki segala kelemahan. Pada waktu aku dibaptis dan anda dibaptis, kita semua disapa. Siapa lagi dapat diandalkan Allah sebagai anakNya. Sebagai penyambung lidahNya, sebagai kaki tanganNya.
Sejak Anak Maria itu dibaptis dan diutus ada bagaikan jaring, jaring untuk mengasihi ada bagaikan gerak, untuk menimba kasih, ada bagaikan gandeng tangan, supaya tak terputus-putus. Energi menular dari hati ke hati.
Upamanya Tahun 2009 katanya Tahun Pemuda. Pedomannya katanya ”Orang muda bersyukur atas hidupnya. Menghargai dan menjaga kehidupan”. Syukur kalau demikian. Dengan keberanian mereka menemukan keistimewaan mereka. Talenta-talenta tumbuh kembangkan dengan membangun kreasi. Dan semboyannya, ”Orang muda menggugah dunia”. Dan memang Gereja kita tertidur kalau orang muda tidak mengangkat energi hati.
Di kota ini, tercatat hampir 130 Universitas Perguruan Tinggi, dan akademi. 10 tahun yang lalu ada perhitungan bahwa kurang lebih empat ratus ribu mahasiswa yang belajar di kota ini. Orang muda semua, angka baru untuk tahun 2009 belum dapat diperoleh. Menurut dugaan Pastor mahasiswa, sepuluh persen dari mereka adalah orang Katolik. Bayangkanlah tiga puluh ribu atau lebih mahasiswa Katolik di kota ini. Kalau saya tidak salah dengar, sebagian besar dari mereka masuk tahun 2009 dengan hati yang loyo. Habis untuk membayar kos mereka 150, 200, 250 ribu. Untuk bulan November belum terbayar, habis belum mendapat duit, krisis. Sementara ini pada mereka tidak lagi ada Variasi umpamannya jajan bersama. Teman-teman di Bunderan Panti Rapih. Suramlah hidup kami, kata Santi dari program S2 minggu yang lalu. Kalau tidak ada energi yang tumbuh dan gairah dari dalam. Dan mungkin Dani dan teman-temannya yang tidak mempunyai kesulitan keuanganpun butuh energi. Habis studi mereka molor, skripsinya ditunda, lebih baik terlibat dalam kampus, sebab pikir mereka kalau besok saya lulus paling banter saya nganggur. Atau diterima sebagai tenaga tetap dengan gaji 600, atau 800 ribu. Seperti tidak ada orang yang membutuhkan mereka. Maka tak ada spirit untuk gerak ke depan.
Mahasiswa-mahasiswa kita asyik di paduan suara, kata pak Anton, dosen Fakultas Tehnik Sipil. Alangkah mereka diskusi sedikit mengenai ilmu mereka dan mengenai apa yang bisa mereka bangun kalau lulus dari fakultas ini.
Menurut cacah jiwa gereja Kotabaru tahun 2008, setiap hari Minggu berkumpul di gereja sini 4.200 orang muda kebanyakan dari mereka mahasiswa. Satu kali EKM di sini hari Minggu sore 2.000 orang muda. Bagaimana kalau mereka semua kesurupan mengangkat energi hati yang baru? Bagaimana dapat bangkit energinya andaikata kalau kalian keluar dari sini tidak langsung ke motor tetapi ngrumpi sejenak dan pikir bersama kemanakah membangun pilihan anda, sehingga kalau lulus dapat menghidupinya dengan bangga.
Biarpun harga BBM turun. Beritanya kita hampir habis memakai energi bumi. Yang kita korup dari tanah-tanah kita. Sekarang tidak lebih pinter dan di BBM kita pakai energi kelapa sawit untuk naik motor dan pakai energi Matahari untuk membangkit listrik. Kapan kita belajar untuk mangangkat energi hati, yang mau ditularkan antara kita. Waktu dibaptis kitapun disapa, ”Engkaulah AnakKu siapa lagi Kuandalkan. Engkau Kukasihi, marilah kita mengangkat energi dari hati, yang mau ditularkan dari kita. Marilah kita menghirup nafas iman, sebagaimana digambarkan pada halaman 16 dari teks perayaan Ekaristi. Marilah kita berdiri dan bernyanyi bersama. ...menyanyikan lagu Nafas Iman...
Marilah kita mengakukan Iman kepercayaan kita... Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar