Kotbah Romo Yosephus I. Iswarahadi, SJ

”Komunikasi yang Menguatkan.” Ekaristi Tgl. 16 Mei 2010 Injil Yoh 17 : 20 - 26 Tadi menjelang misa ini telah kami putarkan sebuah video Klip...

Senin, 15 Desember 2008

Minggu, 12 Oktober 2008: Kotbah Romo Martin Suhartono, SJ

Kotbah Romo Martin Suhartono, SJ
Tema ” Sudah layak dan pantaskah aku ”
Bacaan Injil Mat 22: 1-14
Ekaristi Tgl 12 Oktober 2008

Saudara-saudara terkasih, apakah anda pernah membaca iklan dikoran, atau pengumuman, pemberitahuan tentang pernikahan, Si A menikah dengan Si B lengkap dengan tanggal jam dan tempat resepsi perjamuan nikah itu diadakan. Lalu dibawah ditulis hendaknya iklan ini dianggap sebagai undangan. Pernah?
Sekarang tidak terlalu sering, tapi 30 tahun yang lalu ketika saya masih menjadi anak kost di bandung, waa… iklan semacam ini yang kami tunggu-tunggu. Saya dan teman-teman lalu segera datang ke pesta itu. Perduli amat kenal apa tidak dengan pengantinnya kapan lagi kami anak kost dapat makan gratis.
Masuk tanpa ragu-ragu. Comot makanan sana, comot makanan sini, modal senyum kiri-kanan, ketika menyalami pengantin kami pun dengan berani maju menyalami. Untunglah pengantin pria mengira kami teman wanita, pengantin wanita mengira kami teman pengantin pria. Maka tidak konangan.
Saya lihat anda banyak yang tersenyum pasti di berpikit dalam hati, Aku yho kerep ngono kok. ( Gerr..)
Rupanya kebiasaan seperti itu ada dalam arti kita semua itu akan senang sekali kalau bisa ikut perjamuan, perjamuan nikah apalagi. Dan bukan hanya itu kerap kali kita juga kalau ada teman, kenalan, saudara yang mengadakan perjamuan dan kita tidak diundang kita akan merasa tersinggung, keloro-loro sakit hati bahkan marah. Dan kalau ada orang terpandang entah itu presiden, atau sultan mengadakan hajat, entah itu hajat kecil atau hajat besar kitapun merasa terhormat sekali kalau sampai mendapatkan undangan. Inilah sikap kita pada umumnya senang diundang keresepsi. Sikap itu ternyata bukan Cuma ada sekarang ini. Tapi jaman dulu ketika Tuhan kita Yesus Kristus hidup di Palestina, orang Palistina juga bersikap begitu. Maka kalau mereka saat itu orang mendengar Yesus mengutarakan perumpamaan seperti tadi mereka akan protes, wah... itu kisah tidak masuk akal, lha wong kita itu seneng di undang ke perjamuan makan pesat pora apalagi gratis, lha ini kok diundang oleh raja untuk pernikahan putra mahkotanya orang tidak mau datang, tidak masuk akal. Tetapi memang saudara-saudari terkasih Tuhan kita Yesus Kristus kerap kali mengajar dengan kisah-kisah yang memang tidak lumrah yang tidak masuk akal untuk mengejutkan pendengarnya untuk memberikan syok terapi. Maksud perumpaan tadi pada umumnya mau dikatakan demikian.
He.. hati-hati anda ingin sekali di undang dan mau datang keresepsi manusia biasa. Tetapi kok diundang olah Allah tidak mau datang. Aneh tetapi nyata. Raja dalam perumpamaan tadi adalah ’Allah Bapa sendiri, dan anaknya yang dinikahkan adalah Kristus Yesus Tuhan kita. Dan hamba-hamba yang diutus sepanjang sejarah adalah para kudus, para nabi, para Rasul yang senantiasa diutus oleh Allah untuk mengundang umat manusia. Tetapi para nabi itu bukannya dihormati malah dibunuh dan orang tidak mau datang kepada Tuhan.
Maksud perumpamaan jelas hati-hati lah kalian begitu terpesona oleh undangan manusia, keresepsi tetapi anda tidak mau datang dan malah mengabaikan undangan dari Allah sendiri.
Perjamua nikah, perjamuan makan biasa di pakai dalam kitab Suci untuk menggambarkan hidup bersatu dengan Allah sendiri. Hidup persatuan dengan Allah digambarkan sebagai makan – minum dengan percuma. Nanti kerajaan surga juga dibayangkan sebagai perjamuan besar dimana orang dari utara dan selatan timur dan barat, dari mana-mana duduk bersama dalam satu meja perjamuan Allah.
Saudara-saudara terkasih dalam kisah saya tadi ketika chrasing Party istilah inggrisnya anda tentu pernah menonton di mana film di mana orang menyelonong ke pesta tanpa undangan maksudnya di film itu bukan makan gratis saja, tapi untuk menggaet cewek-cewek cantik. Mereka njomblo lalu mencari pasangan. Dengan datang tanpa diundang ke pesta-pesta nikah. Tentu bukan maksud kami dulu dibandung.
Saudara-saudari terkasih apa modalnya masuk tanpa diundang, cuma satu, yaitu pakaian yang pantas. Jaman itu saya cukup memakai modalnya beli baju batik lengan panjang. Cukup itu, masuk sudah terhormat. Kalau sekarang mungkin lain, lebih mahal lagi, bikin jas dan dasi. Karena apa, kalau pakai kemeja lengan panjang malah dikira waiters atau malah tukang parkir.
Suadara-saudara terkasih, itulah modalnya, anda tanya bawa kado ndak? Wa.. bawa amplop saja tulisi saja termakasih sudah diundang makan gratis.
Saudara-saudara terkasih itulah pakaian yang kita kenakan. Sebagai orang yang diundang untuk hidup bersatu dengan Allah. pakaian apakah yang layak kita pakai. Paulus memberi jawaban kepada umat di Roma Efesus dan Kolose, di mengatakan ”Saudara-saudari, kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. Ditempat lain dia akan mengatakan marilah kita kenakan manusia baru. Kenakanlah belaskasihan kemura-han, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran. Inilah pakaian kita yaitu kristus Yesus Tuhan kita. Maka kalau mau dikatakan disini dalam lembaran misa sudah layak dan pantaskah aku, jawabannya cuma satu tidak, belum dan tidak akan layak dan pantas, kecuali kalau kita mengenakan Yesus Kristus Tuhan kita. Kalau kita sungguh mau hidup seturut ajaran-Nya, hidup sungguh menerapkan Kristus dalam hidup kita masing- masing dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan Kristus itu mengajarkan kepada kita lewat perumpamaan tadi, gambaran tentang Allah Bapa kita itu Allah Bapa yang bagaimana? Gambaran pertama kita lihat dalam diri orang-orang golongan pertama yang diundang tadi.
Saudara-saudari kita semua kalau mengundang orang, itu biasanya kita undang orang yang menurut istilah kerennya satu level, selevel dengan kita, ia tidak? Selevel syukur-syukur levelnya lebih tinggi itu yang kita undang.
Teman saya ketika mau menikah mengadakan perjamuan menghitung-hitung sudah, nanti untuk resepsi keluar berapa juta, terus nanti siapa-siapa yang perlu diundang sehingga diharapkan bisa menutup biaya resepsi, untung syukur-syukur tidak perlu tombok utang sana-sini. Maka kerap kali diundangan dituliskan, tanpa mengurangi rasa hormat hendaknya tanda kasih tidak berupa barang, cendra mata, atau karangan bunga. Intinya njaluk mentahane wae.
Saudara-saudara terkasih kita kalau mengundang memang orang yang selevel dengan kita atau lebih tinggi levelnya. Tetapi Allah dalam gambaran tadi dia raja, tidak mengundang raja lain, pangeran-pangeran, bangsawan-bangsawan, tapi digambarkan tadi orang yang menolak pergi itu malah, apa? Ada yang pergi keladangnya, jadi petani-petani biasa. Ada yang pergi mengurus usahanya. Pedagang-pedagang biasa, bukan orang-orang besar, di situ kita bisa melihat bahwa gambaran Allah yang mau disajikan disitu adalah Allah yang mengasihi kita tanpa syarat.
Kita tidak perlu menjadi pintar menjadi kaya, menjadi terhormat, menjadi sukses, untuk meraih merebut cinta Tuhan.
Cinta kita ma-nusia, itu biasanya bersyarat, selama kamu masih cantik, aku mau dengan kamu. Tapi kamu sudah berkerut-kerut mukanya aku akan cari yang lain, kalau kamu sukses aku mau dengan kamu, kalau kamu pintar, rajin mama sayang kamu. Kalalu tidak awas. Cinta kita bersyarat, tapi cinta Allah kita adalah cinta yang tanpa syarat. Itu gambaran pertama.
Gambaran kedua adalah golongan orang kedua yang tadi diundang. Yang pertama menolak, diundang golongan yang kedua, yiatu orang dari prapatan-prapatan dari persimpangan-persimpangan jalan, dan biasanya yang kongko-kongko disana di Israel jaman. Itu adalah gelandangan, pengangguran, pencoleng, pekerja komersial seks dan macam-macamnya. Orang buangan, orang pinggiran. Digambarkan orang-orang jahat dan orang baik di undang. Inilah golongan yang kedua. Anda heran tidak di sana syok terapi sungguh bahwa raja kok bukannya menghukum orang-orang jahat itu tapi malah mengundang ke perjamuan nikah.
Gambaran Allah di sana adalah Allah yang mengampuni kita tanpa batas, Petrus diajak mengampuni yang bersalah kepadanya 70 kali 7 artinya tidak ada habisnya itu manusia apalagi Allah pastilah mengampuni kita tanpa batas. Betapapun besar dosa kita, betapapun kerap kita berdosa, Allah, kalau kita mau datang bertobat, Allah pasti menerima kita dengan penuh kasih.
Gambaran yang ketiga adalah ketika raja itu, akhirnya orang-orang buangan dan pinggiran kriminal, pencoleng itu datang, dia tidak menyembunyikan diri tapi raja itu keliling bertemu dengan tamunya satu persatu menyapa satu persatu inilah gambaran Allah dalam injil Matius bahwa Allah adalah Imanuel. Allah yang beserta kita. Allah yang senantiasa setiap saat menyertai kita, mendatangi kita, mengundang kita dan memani kita dalam segala perjuangan hidup kita.
Maka saudara-saudari terkasih untuk menghayati ajaran Kristus itu dengan lebih lagi, coba setiap kali anda bangun pagi sebelum ngapa-ngapain anda bertekuk lutut di dalam doa dan berkata. Ya Allahku, aku percaya Engkaulah Allah yang mengasihi aku tanpa syarat. Engkau Allah yang mengampuni aku tanpa batas dan Engkau Allah yang menyerai aku, setiap saat. Dan bila itu anda terapkan pastilah anda akan mengalami sebagaimana dialami oleh rasul Paulus dalam bacaan pertama dia mengatakan ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” ayat ini cobalah pegang, ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Saudara-saudara terkasih, apa anda di antara yang senang tinju. Bukan bertinju sendiri atau berkelahai tapi senang menonton pertandingan tinju. Mungkin anda ingat tahun 96-97 kalau anda sudah lahir saat itu ada pertarungan tinju kelas berat dunia antara Hollyvield dan Mike Tyson. Yha... tahun 96 Hollyvield menang pada ronde ke 11 dengan Tko (Tehnical Knock Out). Kemudian Mike Tyson di beri kesempatan refance pada tahun 97 refance di adakan tapi terpaska dihentikan pada ronde ke 3 karena apa? Mike Tyson di disklafiser karena menggigit telinga kiri kemudian telinga kanan diberikan Hollyvield.
Bukan adu tinju tapi malah gigit kuping. Bukan itu yang ingin saya ulas, tapi kalau anda ingat saat itu Hollyfiled mengenakan mantol ungu dan dibelakangnya ada tulisan Filipiens for. Terhty. fil 4:13. artinya apa? Artinya merujuk pada ayat yang baru saya bacakan, ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Maka tidak heran Hollyvield ditinju kiri-kanan oleh Mike Tyson tetap bertahan, di gigit kuping kirinya diberikan kuping kanannya. Anda juga akan bila bertahan dengan gambaran Allah yang mengasihi kita tanpa syarat, mengampuni kita tanpa batas, dan menyertai kita setiap saat tentulah juga anda akan seperti Paulus seperti Hollyfield, ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar